Pengertian
Filsafat dan Filsafat Pendidikan
1.
Pengertian Filsafat
Kata filsafat atau falsafat,
berasal dari bahasa Yunani, dari kata philos, yang berarti cinta,
senang, suka, dan kata sophia, yang berarti pengetahuan, hikmah, dan
kebijaksanaan.
Menurut Hasan Shadini dalam
Jalaludin (1997:9), filsafat adalah cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran,
suka kepada hikmah dan kebijaksanaan.
Menurut Imam Barnadib dalam
Jalaludin (1997:9), filsafat sebagai pandangan yang menyeluruh dan sistematis.
Jadi filsafat dapat diartikan
sebagai cara berfikir atau pandangan yang sistematis, menyeluruh, dan mendasar
tentang suatu kebenaran.
2.
Pengertian Filsafat Pendidikan
Menurut Al Syaibani dalam
Jalaludin (1997:13), filsafat pendidikan adalah aktifitas pikiran yang teratur
yang menjadikan filsafat tersebut sebagai cara untuk mengatur, dan
menyelaraskan proses pendidikan. Artinya, bahwa filsafat pendidikan
dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk
mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusian merupakan
faktor yang integral atau satu kesatuan. Sementara itu, filsafat juga
didefinisikan sebagai pelaksana pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam
bidang pendidikan, falsafah tersebut menggambarkan satu aspek dari aspek-aspek
pelaksana falsafah umum dan menitik beratkan kepada pelaksanaan prinsip-prinsip
dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
Menurut John Dewey dalam
Jalaludin (1997:13 ), filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan
dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intekektual) maupun
daya perasaan (emosional), menuju kearah tabiat manusia, maka filsafat dapat
juga diartikan sebagai teori umum pendidikan.
3. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Dalam berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah
vertikal dan horisontal. Istilah ini juga akan terdengar pada cabang filsafat
bahkan filsafat pendidikan.
Antara filsafat dan pendidikan terdapat hubungan
horisontal, meluas kesamping yaitu hubungan antara cabang disiplin ilmu yang
satu dengan yang lain yang berbeda-beda, sehingga merupakan synthesa yang
merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat pada
penyesuaian problema-problema pendidikan dan pengajaran. Filsafat pendidikan
dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran atau pendekatan filosofis
terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran.
Adapun filsafat pendidikan menunjukkan hubungan
vertikal, naik ke atas atau turun ke bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan
yang lain, seperti pengantar pendidikan, sejarah pendidikan, teori pendidikan,
perbandingan pendidikan dan puncaknya filsafat pendidikan. Hubungan vertikal
antara disiplin ilmu tertentu adalah hubungan tingkat penguasaan atau keahlian
dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan yang sejenis.
Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu
bukan satu-satunya ilmu terapan adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan
perhatiannya pada penerapan pendekatan filosofis pada bidang pendidikan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia pada umumnya
dan manusia yang berpredikat pendidik atau guru pada khususnya.
Dalam buku filsafat pendidikan karangan Prof.
Jalaludin dan Drs. Abdullah Idi mengemukakan bahwa Jhon S. Brubachen mengatakan
hubungan antara filsafat dan pendidikan sangat erat sekali antara yang satu
dengan yang lainnya. Kuatnya hubungan tersebut disebabkan karena kedua disiplin
tersebut menghadapi problema-problema filsafat secara bersama-sama.
Hubungan fungsional antara
filsafat dan teori pendidikan, yaitu sebagai berikut :
a)
Filsafat,
dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahkan proplematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh
para ahli.
b)
Filsafat, berfungsi
member arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat
tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
c)
Filsafat,
dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk
dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan
(paedagogik).
Dari uraian di atas dapat kita
tarik suatu kesimpulan bahwa antara filsafat endidikan dan pendidikan terdapat
hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai
peranan yang amat penting dalam suatu system pendidikan karena filsafat
merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya system pendidikan.
4. Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan
Filsafat mempunyai pandangan
hidup yang menyeluruh dan sistematis sehingga menjadikan manusis berkembang,
maka hal semacam ini telah dituangkan dalam sistem pendidikan, agar dapat
terarah untuk mencapai tujuan pendidikan. Penuangan pemikiran ini dituangkan
dalam bentuk kurikulum. Dengan kurikulum itu sistem pengajaranya dapat terarah,
lebih dapat mempermudah para pendidik dalam menyusun pengajaran yang akan
diberikan peserta didik.
Untuk merealisasikan pandangan
filsafat tentang pendidikan terdapat beberapa unsur yang akan menjadi tonggak
untuk pengembangan pendidikan lebih lanjut, yaitu antara lain :
a. Dasar dan Tujuan Pendidikan
Dasar pendidikan yaitu suatu
aktifitas untuk mengembangkan dalam bidang pendidikan dan pengembangan
kepribadian, tentunya pendidikan memerlukan landasan kerja untuk memberi arah
bagi programnya. Sebab dengan adanya dasar juga dapat berfungsi sebagai semua
sumber peraturan yang akan dicitakan sebagai pegangan hidup dan pegangan
langkah pelaksanaan dan langkah jalur yang menentukan. Tujuan pendidikan dapat
diuraikan menjadi 4 macam, yaitu sebagai berikut:
1) Tujuan
Pendidikan Nasional
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. (UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).
2) Tujuan
Institusional
Adalah perumusan secara umum
pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga
pendidikan.
3) Tujuan
Kurikuler
Adalah perumusan pola perilaku
dan pola kemampuan serta keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu
lembaga pendidikan.
4) Tujuan
Instruksional
Adalah rumusan secara
terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh peserta didik sesudah ia
menyelesaikan kegiatan instruksional yang bersangkutan.
b. Pendidik dan
Peserta didik
Pendidik merupakan individu
yang manpu melaksanakan tindakan mendidik dalam satu situasi pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan peserta didik adalah anak yang sedang
tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun segi perkembangan
mental.
Setiap anak memiliki pembawaan
yang berlainan. Karena itu pendidik wajib senantiasa berusaha untuk mengetahui
pembawaan masing-masing anak didiknya, agar layanan pendidikan yang diberikan
sesuai dengan keadaan pembawaan masing-masing.
c. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. (Pasal 1 butir 19 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional). Tujuan pendidikan yang ingin
dicapai itulah yang menentukan kurikulum dan isi pendidikan yang diberikan.
Dengan kurikulum dan isi pendidikan inilah kegiatan pendidikan itu dapat
dilaksanakan secara benar seperti apa yang telah dirumuskan..
Hubungan kurikulum dengan
pandangan filsafat adalah dalam bentuk kurikulum yang dilaksanakan. Adapun
salah satu tugas pokok dari filsafat adalah memberikan arah dari tujuan pendidikan.
Suatu tujuan pendidikan yang hendak dicapai itu haruslah direncanakan
(diprogramkan) dalam apa yang disebut kurikulum.
d. Sistem
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah
satu usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan
kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang
individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi),
srategi kegiatan dan tekdik penilaian yang sesuai. Sistem pendidikan merupakan
suatu alat, pendidikan merupakan suatu aplikasi dari kebudayaan, yang posisinya
itu tidak netral melainkan selalu bergantung pada siapa dan bertujuan apa
pendidikan itu dilaksanakan.
Adapun hubungan filsafat
pendidikan dengan sistem pendidikan yaitu :
-
Bahwa sistem
pendidikan bertugas merumuskan alat-alat, prasarana, pelaksanaan teknik-teknik
dan atau pola-pola proses pendidikan dan pengajaran yang makna akan dicapai
akan dicapai dan dibina tujuan-tujuan pendidikan, dan ini meliputi proplematika
kepemimpinan dan metode pendidikan, politik, sampai seni pendidikan (The Art
of Education).
-
Isi moral
atau pendidikan adalah berupa perumusan norma-norma atau nilai spiritual etis
yang akan dijadikan sistem nilai pendidikan atau merupakan konsepsi dasar moral
pendidikan, yang derlaku segala jenis dan tingkat pendidikan.
-
Filsafat
pendidikan sebagai suatu sumber lapangan studi bertugas mwrumeskan secara
normatif dasar-dasar dan tujuan pendidikan, hwkikat dan sifat hakikat manusia,
hakikat dan segi-segi pendidikan, isi moral pendidikan, sistem pendidikan yang
meliputi politik kependidikan, kepemimpinan pendidikan dan metodologi
pengajaranya, pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan
masyarakat.